Daging panggang,kentang goreng,salad kentang - lupakan nasi dulu?
KUKIRA memang merasa aneh, ketika dia mengaku hobinnya " suka makan" . Dia begitu hafal aneka masakan yang dijual di kedai makan. Sebut saja kedai makan baru dibuka, mungkin di Bangsar, di Ampang, di Kampong Baru, di Puchong , Damansara, malah restoran dalam rimbun belukar di celah jalan ke Putrajaya pun dia tahu, dengan menu nasi bariani gum berjamu dengan aneka daging unta, kuda, kerbau (merepek saja kata otakku)... teringat juga pesan Tan Sri Jins Shamsudin, " makan kerana nak hidup". Tapi kawanku yang ini, " makan , saja nak rasa macam-macam, nak penuh selera"
Ya mungkin kawan mudaku ini, hidup dalam zaman serba ada. Tekan suis, nasipun menggelak dalam periuk letrik atau airpun dibancuh dengan cara mudah semua 3 + 1 . Tapi sayang dapur pula sudah jarang berasap. Mereka lebih senang memilih makan di kedai. Pesan dan pilih , maka semuapun terhidang. Sejak pagi, restoran, kantin terus penuh, pukul 8 sarap, pukul 10 , pukul 12.30 makan, pukul 5 minum - malam, makan lagi. Kalau tidak makan di kedai, beli bungkus bawa pulang.
Kalau boleh diputar balik jam ku, yang doeloe-doeloe, makan berlauk tahu tempe, akan ketawalah dia mendenganr 'dongeng' silamku. " Boleh hidup ke makan itu saja..."
Lalu ku tunjukan sebait puisi ini, ' secawan kopi sepotong roti untuk kami berkongsi "
Ha " secawan kopi saja "
Tanyalah Tapa, Usup, Jo dan Oom....yang sekarang tentu tidak, lukisanpun dah laku hahaha...Jadi tidak hairan canda Datuk A Samad Said kepada Tapa, " Sekarang boleh minum coffeelatte lhe..."
Dan kawan saya yang satu ini, nah lihat senarai selera makannya: makanan import lagi yang berselerak di bumi indah ini -dengan tomyam Siam, dengan tempura Jepun, dengan tomato kebab, udang tandoori, dengan Italian cheese pizza, dengan Turkey ham....dll. tapi bila balik kampung, seleranya juga bercambah, mencari budu cencaluk, ulam petai jering hahah selera Melayu masih abadi juga di lidah kawan saya ini.Huuuuhuuu. Jadi walhasil restoran masakan kampung masih laku di kotaraya ini. Datanglah waktu makan tengahari di Bangi atau di Bangsar, Ampang....Di situ juga kawan saya ini dengan teman-teman sepejabatnya menjamu selera setiap hari Jumaat, berpeluh-peluh makan nasi lauk kampung.
* Menu saya seminggu sekali sambal goreng cili padi + petai + peria katak+ tempe+tahu+ikan bilis + perah asal limau + nasi kukus saja + bawang putih bakar. Alhamdulillah .
Dan dua hari ini orang-orang kaya yang menginap di Taj Mahal dan Obroi Hotel di Mbumbai, mula terkesan susahnya untuk menjamah makanan mewah yang selama ini dihidang dengan kebanggaaan tanpa memikirkan para marhaen yang dilarang mendekati hotel 7 bintang itu.
No comments:
Post a Comment