Monday, 25 February 2008

YANG BERTAHAN - LOW YAT





ISNIN 25 FEBRUARI

HANYA tinggallah sekeping papan tanda nama jalan, yang masih terpacak di simpang ke Jalan Sentul-Karak-Gombak. Di sebelah kanan dan kiri telah berdiri tembok tinggi, tiang besi bercerancang. Di kanan ialah bekas pinggir Kampung Chubadak yang sudah 'dihilangkan'- kecuali di bahagian menghala ke sungai Gombak. Kenapa aku masih saja mencari jejak yang MEMANG SENGAJA AKAN DIHILANGKAN. Jawaban mudah yang kerap dipropagandakan : demi pembangunan!

Di Sungai hanya tinggal batu hampar yang tidak dapat dihancurkan, sehingga kontraktor Korea angkat tangan, mengaku kalah - batu itu sudah menunjang jauh ke dasar bumi. Kini tinggallah hamparan batu di sebelah utara dan selatan jembatan yang menuju ke Karak Highway. Di sungai inilah dulu kami bersama cucu-cucu apek Low Yat mandi manda , membasuh pakaian dan berarak mengutip buah letub-letup di celah semak lalang di sisi surau tinggi kami. Melor terkejut dan bertanya,

- " Siapa cucu-cucu Low Yat - itu nama cukup terkenal, bangunan mewah di Bukit Bintang? "

- " Ialah dulu Low Yat tu berdagang kicap di Batu 4 3/4 depan Pasar Besar "

- "Jadi masih ada cucu Low Yat tu"

- " Juga cicit-cicit yang mengalirkan wang moyang mereka dengan IT bisnes tu
lah"

Low Yat hampir sama terkenal dengan Mat JP (Junus Putih) datuk penggawa kaki tangan kerajaan yang mampu mendirikan rumah limas, besar di Batu 5. Rumah itu masih berdiri agam sampai sekarang, walaupun Jalan Gombak sudah melandai di depan tangga hanya berjarak tiga langkah. Gudang kicap Low Yat masih ada disitu, dikawal dengan palang besi, walaupun mereka sudah mendiri industri mewah di Bukit Bintang dan mengeluarkan biasiswa untuk pelajar sekolah Chong Hwa Gombak - Setapak hingga pelajar univerisiti. Kemana pula harus kita usung rumah lama Abdullah Haji Hukum, Rumah tempat tidur pejuang Kesatuan Melayu Kebangsaan di Kampung Bharu?











si

No comments: