Friday 8 February 2008

RABUNG = REBUNG --> PERABUNG


BAHASA Melayu itu akarnya di Pulau Kalimantan? Itulah temuan yang telah dihasilkan oleh Prof Dr Jims Collin dari ATMA- UKM. Andaian yang kemudian diajukannya dalam Syarahan Perdana pengukuhan profesornya bagai diterima oleh DBP. Tetapi aku terasa juga bunyi a di Kalimanatan = a / o di Minangkabau. Sahabatku Zaiton Aj tentu bangga walaupun kami kerap mengusiknya apabila ia mengungkapkan rasa senang itu sebagai sanang. Informan ku di kawasan suku Bajau Darat di Kota Belud menyebut cincin sebagai sinsin, kerbau sebagai karabau = sapi . Kini tiba giliranku mengenalkan
salah satu bentuk bumbung rumah Melayu dengan puncak tiga segi sebagi r a b u n g = apabila bumbung rumah siap di bina maka disebut sebagai pe+rabung. Bukan pe+rebung. Bumbung perabung datar di bawah, meruncing ke atas, di depannya dilindungi dengan tebar layar (meminjam bentuk layar perahu-kapal layar, di pinggirnya dilapisi dengan pemeleh = melindiungi kening dalam hiasan kepala wanita). Gabungan perabung+tebar layar+pemeleh menyempurnakan lagi makna keindahan sesuai dengan pemikiran dan budaya = hidup harus dilingkungi adat dan adat. Jadi sahihkah andaian kajian Prof Collin, bahasa Melayu purba berakar di Borneo (Brunei=Sabah - Sarawak -Kalimantan Barat/Timur?). Saya menambahkan lagi bahasa Melayu Melaka yang berpindah ke Riau-Lingga menyempurnakan keindahan budaya Melayu serantau .Sungguhkan bah!

No comments: