terbitan Creatif Enterprise, 2009
Senja ibu kota merah
tanah bagai terbang ke awan
langit entah nyengir, ketawa atau murka
dalam sedak hujung nafas
kau, sahabatku
menghabis hari
yang lelah,masih juga ke belantara
kau susun helaian unggas
belatuk, but-but, pungguk
kijang dan gajah patah kaki
tanah dan pohon berdarah
dilumat diratah
sang penakluk dengan gah
inilah milik sang kuasa
dikira dengan modal
ringgit dan emas!
Jemarimu makin halus
urat kehidupan menipis
bibir terketar ketawa
entah hambar luka
atau canda
Jaafar Si Raja Burung
ayam hutan bercerita
lagu DAMAI
siapa yang menaja
membeli
mengumpul
galeri warna
tidak akan terjelma
kalau bukan kerja
si jemari kurus
di bibir semakin tipis
ketawamu adalah darah cinta
kuhirup di cawan luka
seniman warna
selalu kehilangan nama!
(Tahniah, buku barumu Jaafar : DAMAI)
NOTA menjelang malam natal di Bukit Bandaraya,Bangsar
24 Disember 2009
No comments:
Post a Comment