ISNIN
18 Februari
SEJAK akhir tahun lalu seorang doktor seseolah memastikan tanggal 18 untuk pertemuan lanjutan di klinik Urologi . Rasanya tanggal itu mudah kuingati. Kerana itu adalah tanggal hari lahirku - dan beberapa temu janji dicatat oleh tiga orang dokter yang berbeza tapi berturut-turut - menentukan pertemuan pada tarikh yang sama walaupun pada bulan yang berbeda .Mungkin kebetulan. Tetapi begitulah setelah terdapat perubahan warna air seniku, aku yang mula gelabah. Kutanya lagi bila dicatat dalam laporan perubatan dengan perubahan kadang warna amber, claudy, yellow gent - sungguh mengelirukan istilah-istilah warna. Aku mula terbayangkan sahabatku yang bermasalah pundi-pundi, ataupun kidney. Catatan laporan Abah yang kuterima dari pejabat KTM, "Federation of Malaya Certificate of Death"(aduh abah meninggal dunia pada 28-9-71) tapi masih dicatat dalam borang The Births and Deaths Registration Ordinance 1957 - Register no: A229094).Kutemui catatan , nama dokter yang merawat Abah DR Zainal - juga menyebut punca kesihatannya menurun kerana infeksi cardiac. Emak pula ketumbuhan dalam perut. Aku pula disebut oleh Dr Sulaiman, biasalah , " anda malas minum air putih, ni lihat saya harus bawa botol minuman air putih ke mana-mana."
Air-air, jadi air senimu sudah kelabu? Ha? Maka Dr Zamri pula memberi nota yang dicetak dari komputer " Sila terima pesakit ini MRN: M386994 pada 18/02/2008. Jenis penyakit /Diagnosa MICROSCOPIC HAEMATURIA untuk pembedahan pada 18/02/2000.
Pagi tadi, Lur terkejut ,- " Buat pembedahan, kenapa tak beri tahu semalam, Adik boleh hantar dan tunggu bonda di HUKM"
"Hantar? siapa? Wira sibuk esok masih ada kuliah - kalau Lur, ? "
" Ooh, esok ada mesyuarat penting "
"Ok tak pe, dah biasa jumpa dokter"
Memang beberapa kali aku sudah berurusan dengan dokter. Pernah sekali gara-gara pelajar Ph.d bersuara aneh, marah-marah menyerahkan tesisnya aku tersentak dan tercungap. Berlari ke klinik di kampus dan darah naik mendadak. Dokter Nur mengarahku cepat ke HUKM , " Darahmu meninggi". Dari Bangi ku pandu kereta perlahan - mujur otakku cepat menggambarkan pandangan yang cantik - tibaiba melihat awan beralun-alun, warna biru laut bergelombang. 45 minit tidak terasa jauh perjalanan Bangi- Cheras. Kupilih jalur masuk lansung ke ruang kecemasan, setelah dipapah pengawal ku minta mereka menyediakan kerusi roda (ini saja caranya kalau mahu dilayan segera - kalau tidak maaf, kau kena tunggulah dokter baik hati menemuimu). Pengawal mendorong ku, jururawat menyambut di meja pendaftaran - aku mendiamkan diri kemudian perlahan-lahan menunjuk dada ke arah jantung, kepala dan pergelangan tangan. Aksi ini berhasil membujuk juruwat mencepatkan pertemuan dengan doktor.) Nah semalamanlah aku diwajibkan bermalam di ICU. Menerima kunjungan dokter silih berganti , dengan soalan yang sama untuk dicatat di buku laporan. Lur dan Wira terkejut , tapi tak mampu datang - dia di Skudai.
Di lain ketika aku pernah di dorong di bilik bedah. Mereka pun tak tahu. Diam bermalam tanpa siapapun ku hubungi. Masuk hospital - bererti aku rehat daripada bertemu sesiapa kecuali dokter dan perawat. Dan pagi ini setelah menyarung baju labuh putih diikat di belakang dengan selimut hijau, kepala bertopi plastik aku melangkah ke dewan bedah, dan dilayan dengan baik oleh Dr. Naz yang mengenalkan dirinya sebagai Mr Naz. Aku bertanya, kenapa Mr bukan Dr. Setengah jenaka dia menyambut suara, "Hhaha, yang lain-lain ada gelar Dato', Prof, saya ada Mr. Hahha konsultan di dewan bedah ini..".
- " Prof, alat ni cystocopy yang masuk ni, barang baru sampai , berharga seratus tiga puluh ribu. Wang rakyat prof. "
- "Saya kan rakyat, terimakasihlah rakyat tanahairku, "
" Gurau saja, tapi saya di luar depan tv ini, prof diuruskan Dr Liza yang rasminya dari UISM." Riuh juga kudengar deraian suara petugas pembantu mister !
- " Kalau perempuan tak sakit masuk alat cytoscopy ini maklumlah - lelaki sakit prof faham maksud sayakan...
Aku hanya berdehem dan melihat alat yang halus, seperti kepala ular diri - bercahaya (kamera) menembusi ke arah cik suri. Mataku sudah menatap layar tv, melihat gelembung air, menerawang, garis-garis seperti ranting melakar di dinding pundi-pundi. Seperti kolam rahsia, buih-buih kecil berenang bebas, dan setitik lubang halus terus mengembang menguncup menunggu ia (air seni) dikeluarkan.
- " Ok, lihat pandangan itu kan , dinding pundi cantik , tidak ada kesan anak gumpalan (batu membeku) yang pasti aliran pundi juga bersih ..."
Diam-diam pandangan seni lukisku menerawang - cantiknya alam rahsia sana. bersyukur aku menikmati hari-hari cemas oleh kerana air seni berwarna pecahan butih kelabu dan hangat amber beberapa bulan lalu . Itulah kehidupan yang mengikuti langkah harian kita. Allahuakbar. Buku rawatan dicatat temu janji empat bulan lagi - kesan urine microscopy! Insya Allah.
18 Februari
SEJAK akhir tahun lalu seorang doktor seseolah memastikan tanggal 18 untuk pertemuan lanjutan di klinik Urologi . Rasanya tanggal itu mudah kuingati. Kerana itu adalah tanggal hari lahirku - dan beberapa temu janji dicatat oleh tiga orang dokter yang berbeza tapi berturut-turut - menentukan pertemuan pada tarikh yang sama walaupun pada bulan yang berbeda .Mungkin kebetulan. Tetapi begitulah setelah terdapat perubahan warna air seniku, aku yang mula gelabah. Kutanya lagi bila dicatat dalam laporan perubatan dengan perubahan kadang warna amber, claudy, yellow gent - sungguh mengelirukan istilah-istilah warna. Aku mula terbayangkan sahabatku yang bermasalah pundi-pundi, ataupun kidney. Catatan laporan Abah yang kuterima dari pejabat KTM, "Federation of Malaya Certificate of Death"(aduh abah meninggal dunia pada 28-9-71) tapi masih dicatat dalam borang The Births and Deaths Registration Ordinance 1957 - Register no: A229094).Kutemui catatan , nama dokter yang merawat Abah DR Zainal - juga menyebut punca kesihatannya menurun kerana infeksi cardiac. Emak pula ketumbuhan dalam perut. Aku pula disebut oleh Dr Sulaiman, biasalah , " anda malas minum air putih, ni lihat saya harus bawa botol minuman air putih ke mana-mana."
Air-air, jadi air senimu sudah kelabu? Ha? Maka Dr Zamri pula memberi nota yang dicetak dari komputer " Sila terima pesakit ini MRN: M386994 pada 18/02/2008. Jenis penyakit /Diagnosa MICROSCOPIC HAEMATURIA untuk pembedahan pada 18/02/2000.
Pagi tadi, Lur terkejut ,- " Buat pembedahan, kenapa tak beri tahu semalam, Adik boleh hantar dan tunggu bonda di HUKM"
"Hantar? siapa? Wira sibuk esok masih ada kuliah - kalau Lur, ? "
" Ooh, esok ada mesyuarat penting "
"Ok tak pe, dah biasa jumpa dokter"
Memang beberapa kali aku sudah berurusan dengan dokter. Pernah sekali gara-gara pelajar Ph.d bersuara aneh, marah-marah menyerahkan tesisnya aku tersentak dan tercungap. Berlari ke klinik di kampus dan darah naik mendadak. Dokter Nur mengarahku cepat ke HUKM , " Darahmu meninggi". Dari Bangi ku pandu kereta perlahan - mujur otakku cepat menggambarkan pandangan yang cantik - tibaiba melihat awan beralun-alun, warna biru laut bergelombang. 45 minit tidak terasa jauh perjalanan Bangi- Cheras. Kupilih jalur masuk lansung ke ruang kecemasan, setelah dipapah pengawal ku minta mereka menyediakan kerusi roda (ini saja caranya kalau mahu dilayan segera - kalau tidak maaf, kau kena tunggulah dokter baik hati menemuimu). Pengawal mendorong ku, jururawat menyambut di meja pendaftaran - aku mendiamkan diri kemudian perlahan-lahan menunjuk dada ke arah jantung, kepala dan pergelangan tangan. Aksi ini berhasil membujuk juruwat mencepatkan pertemuan dengan doktor.) Nah semalamanlah aku diwajibkan bermalam di ICU. Menerima kunjungan dokter silih berganti , dengan soalan yang sama untuk dicatat di buku laporan. Lur dan Wira terkejut , tapi tak mampu datang - dia di Skudai.
Di lain ketika aku pernah di dorong di bilik bedah. Mereka pun tak tahu. Diam bermalam tanpa siapapun ku hubungi. Masuk hospital - bererti aku rehat daripada bertemu sesiapa kecuali dokter dan perawat. Dan pagi ini setelah menyarung baju labuh putih diikat di belakang dengan selimut hijau, kepala bertopi plastik aku melangkah ke dewan bedah, dan dilayan dengan baik oleh Dr. Naz yang mengenalkan dirinya sebagai Mr Naz. Aku bertanya, kenapa Mr bukan Dr. Setengah jenaka dia menyambut suara, "Hhaha, yang lain-lain ada gelar Dato', Prof, saya ada Mr. Hahha konsultan di dewan bedah ini..".
- " Prof, alat ni cystocopy yang masuk ni, barang baru sampai , berharga seratus tiga puluh ribu. Wang rakyat prof. "
- "Saya kan rakyat, terimakasihlah rakyat tanahairku, "
" Gurau saja, tapi saya di luar depan tv ini, prof diuruskan Dr Liza yang rasminya dari UISM." Riuh juga kudengar deraian suara petugas pembantu mister !
- " Kalau perempuan tak sakit masuk alat cytoscopy ini maklumlah - lelaki sakit prof faham maksud sayakan...
Aku hanya berdehem dan melihat alat yang halus, seperti kepala ular diri - bercahaya (kamera) menembusi ke arah cik suri. Mataku sudah menatap layar tv, melihat gelembung air, menerawang, garis-garis seperti ranting melakar di dinding pundi-pundi. Seperti kolam rahsia, buih-buih kecil berenang bebas, dan setitik lubang halus terus mengembang menguncup menunggu ia (air seni) dikeluarkan.
- " Ok, lihat pandangan itu kan , dinding pundi cantik , tidak ada kesan anak gumpalan (batu membeku) yang pasti aliran pundi juga bersih ..."
Diam-diam pandangan seni lukisku menerawang - cantiknya alam rahsia sana. bersyukur aku menikmati hari-hari cemas oleh kerana air seni berwarna pecahan butih kelabu dan hangat amber beberapa bulan lalu . Itulah kehidupan yang mengikuti langkah harian kita. Allahuakbar. Buku rawatan dicatat temu janji empat bulan lagi - kesan urine microscopy! Insya Allah.
No comments:
Post a Comment