JUMAAT
22 FEBRUARI 2008
Hari Selalu lalu seperti biasa ATMA mengadakan wacana bulanan. Kali ini tiba giliran Dr Tim Bunnell dari Department of Geography, Faculty of Arts and Social Sciences NUS - tajuk bicaraannnya memang sudah kutunggu sejak lama ingin mendengar berita tentang masyarakat Melayu yang telah menempati rantau jauh di tanah Inggeris. Begitulah cerita Tim tentang Pakcik-pakcik Melayu di rumah no 6 Jermyn, Toxteth Liverpool. Kenapa mereka merantau atau membawa diri jauh-jauh merentas lautan sejak awal tahun 1950an. Sejauh manakah identiti Melayu setelah merentas perbatasan jarak dunia atau jarak tahun sekian lama. Ya demikianlah terjadi sejak di zaman kolonial, yang membawa perubahan nilai, gaya hidup. Lelaki muda terpancing keluar dari kampung menuju ke wilayah 'kerajaan British di negeri-negeri Selat - Melaka- Singapura dan Pulau Pinang'. Aku kerap teringat cerita Busu Kadir sepupu Mak di Kajang -
" Abangku dah lama bawa diri, tahu tiba-tiba sudah lari ke Singapura , bertahun-tahun hilang tiba-tiba dapat surat dah di tanah Orang Putih? "
"Tak pernah balik? "
Aku kembali teringat pula cerita Kak Norma sepupuku, katanya,
" Adik Mak, dua orang lelaki. Dua-dua pergi Singapura, seorang bekerja dengan Rahim Kajai di penerbitan. Seorang lagi hilang tanpa berita. kononnya sudah belayar ke laut - itu terjadi sebelum merdeka lagi"
Pelaut? Mak ku sendiri juga bercerita, "- Adik Nenek dua orang hanyut di Singapura - tak pulang-pulang, entah-entah dan jadi pelaut ". Peristiwa ini lebih jauh dari tahun merdeka.
Kemudian entah tahun 1970 ke 1980an terdengar dia pulang bawa 2 orang anak, aku pula entah di mana. Bila ku cari alamatnya , Busu Kadir dah tak punya. Ketika ke London tahun 1986, 1992, 2003, semua cadangan mencarinya tertangguh. Urusan kajian di perpustakaan-muzium Cambrigde, Oxford dan Kent membuatkan aku terlupa mencarinya di Liverpool. Hingga tiba Dr Bunnell aku tergugah kembali bila melihat rumah tempat masyarakat pelaut Melayu berhimpun - rumah berjendela cat kuning, no 6 di Jermyn Street. Tambah Tim, mereka adalah pelaut, belayar jauh-jauh dan menubuhkan Klub Melayu (tidak kira mereka dari Tanah Melayu , dari Singapura, Makasar, Minang, Jawa). Liverspool adalah pusat pertemuan pelaut - pelayaran. Itulah jalur pertemuan untuk mereka mendarat - The Malay Seafares! Apakah pakcik ku juga bersama Pakcik Mokhtar bersama dalam pelayaran dengan kapal The Caron ? Ada sendu menusuk bila ku hubungi Samsul, cucu Busu Kadir, pesannya,
- " Memang kata datuk, masih ada gambar-gambar abangnya dengan dua orang anaknya. kalau Dr Tim nak jumpa datuk dengan Pakcik Mokhtar yang akan pulang ke Serkam tu, datuk gembira sekali - rumah datuk di Kampung Sungai Raya!"
Isnin depan akan kusampaikan berita ini kepada Tim, harap anda masih di bilik sebelah di ATMA ya!
No comments:
Post a Comment