DI CELAH-CELAH muncung senjata, hidup harus diteruskan. "Walaupun kita dalam keadaan terjajah, tapi kita harus hidup, seniman harus menghasilkan seni kraf masing-masing, ini amanah, ini warisan" - Suara Isham menjelaskan ketika membawa kami singgah di pusat seni kraf Jericho - pesannya, " belilah asil seni Palestin !"
Arab menyebut Jericho sebagai ARIHA , asalnya kota terkenal yang berhampiran Sungai Jordan
di Tebing Barat territori Palestina. Daerah terendah di bawa paras laut dan 16 km dari Laut Mati, negeri Sodom yang hancur lebur oleh kemungkaran pengikut Nabi Lut. Bukankah sudah diceritakan langit bergulung berpintal jatuh ke bawah, tanah bergelombang, membuak naik ke langit. Oh MasyaAllah. Semua yang ingkar hancur lebur...di situlah terkubur mereka di Laut Mati. Oh!
Kutemui catatan Kitab Injil yang dianuti orang Yahudi berfahaman Judeo-Christian, ini juga kota suci yang wajar dijaga. Kota yang silih berganti dikuasai aneka agama,bangsa dan keturunan.
Tapi jelas Isham , pemerintah Islam begitu lembut hati, baik sekali, sejak kuasa Mu'awiyah di dinasti Ummayad, kerana baik hati, hingga Yahudi naik kepala, nah Allah marah, terjadilah gempa - berulang sejak zaman Ummayaad hingga diganti oleh Hisham ibn Abd Al Malik (743 M)- dialah yang membangun ARIHA dengan cantik, tanah subur tapi gempa sekali lagi menghancur bumi indah ini.
Rahsia kebesaran Ilahi, kenapa ini terus terjadi? Tanah kembali subur, di zaman Abbasiah dan dinasti Fatimi , tanah kembali menghijau hingga terkenal sebagai kota palma yang dibanggai penduduk Jericho.
Tuan kedai menyuguh kami jai, jai teh asli Jericho di tuang dalam mangkuk kecil seramik yang comel. Panas melegakan tubuh yang kedinginan. Pembantunya menyuguh pula aneka peralatan solek hasil buatan Jericho yang terkenal dengan bahan sulfur sejak abad ke 14 M. Tapi tidak mungkin Isham mengajak kami untuk mandi lulur di bilik SPA. Kami penziarah Muslim sedang otak masih memikirkan suasana perang, masih terbayang senjata, masih terdengar berita bom meledak di Jerusalem. Di Ramalalah dan Gaza, HAMAZ masih dalam suasana Jihad, sejak ditawan dalam perang 6 hari 1967, tidak mungkin HAMAZ mengakui kuasa Israel.
Dapatkah seleraku memamah pisang yang dihulur seseorang , mengulum butiran delima dan anggur yang amat manis, sedang hati masih disaluti hiba? Tapi Isham cepat menangkap gelisahku, ketika menyingkir tidak sanggup minum bersama, terdengar suaranya " Ini hasil kerja sejak berzaman, masih ada karya seni anak Palestin walau asalnya di bawa dari luar, di bawa oleh orang Armania yang pintar membuat roti yang enak, dan Parsi membawa kesenian tanah liat, meniup kaca tapi ini hasil tanah liat asli Jericho, beli dan bawa pulang buat kenangan !" Matanya berkedip-kedip dan terdengar suara setengah berbisik, " Terima kasih anda datang dengan kasih , dan Allah mengizinkan anda menjejak Jericho!"
3 April 2011
No comments:
Post a Comment