ANAK Sungai Kanching berbisik kecil menyapaku yang baru pulang . Tingkap kubuka, angin dari gunung sana menyergap mesra. Kemana kau menghilang wahai musafir? Di kota sana ribut bukan? Kota sedang bertandak dengan pesta aneka pesta. Kau letih melihat neon bagai bunga emas memercik pohon angsan buatan. Gegar, motor jalanan, sorak sorai kebanggaan. Kujengah kau yang selalu baik hati wahai air yang turun dari bukit sana....terimalah kembali. Tidak lelahnya kau mengalir terus mengalir...hijau melambai memalit ke mataku, hijau bersambut biru langit dan gelombang kapas terapung ingin kupetik menjadi untaian hiasan di cupingmu..
Terima kasih awan, kupinjam gelora kapasmu bersatu dengan biru lagit menjadi zamrud bening menyambut kebaikan mu petang ini,kuuntai tasbih biru nilam menjadi " Petang Pasir Biru" .
Entah warna apakah sebenanya wajahmu wahai air. Kadang hijau berbayang di celah batu. Petang ini kupinjam lagi wajahmu untuk kuuntai, mata jed muda menghiasi wajah ajaib di rimbaMu.
******
Gombak, 30 Julai 2010
No comments:
Post a Comment