Thursday, 29 January 2015

Hanya sebatang pohon

Ya hanya sebatang pohon yg sudah merunduk dahan dan rantingnya menjulur ke arah jalan kampung. Inilah yg meresahkan jiran sekampung.
" kalau angin kuat dahan berayun dan patah menghimpap kereta atau orang lalu lalang, kau tanggung akibatnya"

Telingaku berdengung agaknya betul berasap. Tapi hati lebih tergigil.

Di hari lain, paman bungsu yg lain, datang dgn suara tergopog gapah bersuara dgn wajah tegang, dan suaranya membuat saya tergamam, " lihat pohon pinang tu dah meninggi, confong  kalau batang patah ditembak petir jatuh ke bumbung rumah ku... Siapa yg mati?"

 Ya sahabat ku si pokok mangga, si batang pinang -sudah sampai ajalmu.
Kita harus berpisah!!!

( anekdot / bersambung)

29 Januari 2015

No comments:

Post a Comment