Thursday, 29 January 2015

Lakaran Nota

Nota Sepanjang Kerja Seni

Sepanjang kerja , ada garis, ruang dan bentuk saling terlantun di bayang mata . Walaupun ia tiada di depan mata.
Mata hati sejak dulu disebut oleh guru : ayah dan guru mengaji . Secara kampung ada Ibu dan Nenek sibuk mencari air pendingin jiwa, buat buka pintu hati anak-anak mereka yg nakal, malas belajar.

1950an

Ayah lain lagi; " tulis baca! ". Itu arahannya, atau " ni pisau, raut pensel".
Sebagai si kecil , kita tidak terfikir maksud arahan itu. ibu pula melaung dari mesen jahitnya,
 " Izan, cepat tiru lakar  bunga ini,  Mak nak menyulam kerawang"

Itulah suara yg terlantun- lantun sejak  usiaku 5 tahun.

1970an

Tetapi setelah berpuluh tahun... Inilah kerja itu, mencatat dan melakar. Memang itulah sahabatku. 
Hasilnya tidak menjadi segera  . Bukan masak meggi mee .
Nota harianku comotlah dgn garis-garis bersimpang siur sebelum menjadi puisi.

Anak ikan melompat-lompat di depan mata hati. Kadang-kadang hinggap pula burung entah dari mana. Kucapai apa saja  bahan terutama kalau tercicir buku nota atau buku sketsa: kertas tiket, riset bill, katelog.... Gelora kerja tetap Anugerah-Nya
Alhamdulillah ya Allah SWT

No comments:

Post a Comment