TIDAK banyak kami lakukan. Sejak semalam sisa hujan melembabkan tanah. Kami hanya memetik bunga kemboja yang semarak kembang di halaman. Di anak tangga entah siapa menyusun kerikil kecil. Pasti ada anak-anak kecil datang bermain di rumah tinggal ini. Allhadulillah masih disinggahi insan. Dan pagi ini sungguh benar kami dapat menikmat suara burung aneka bunyi. Cik Yam meniru nyanyiannya. Cip-cip , itu burung murai. cap-cap, haa kelicap. Bersahut pula, kuuurr, kuuur, ha itu terkukur. Pip, pit, aha punai pun ada. Diapun mencatat jenis burung yang melintas dan bertenggejk di dahan sawit,
Kagum sungguh saya dengan pengetahuan pelukis Mariam Abdullah ini. Memang beliau kelahiran Sabak Bernam, sejak kecik bermain di sawah padi dan kebun kelapa sawit. Sejak bermastautin dengan Anak Alam sudah menjadi warga KL. Jadi kerinduan pada kampung, dengan pohonan , binatang dan unggas tetap bersarang. Dia pun kerap melukis bunga-bugaan, daunan dengan anak kecil berterbangan di udara. Kami melukis dalam senyap...dan burung terus menjadi penghibur, setia dan alami. Anugerah Ilahi. Alhamdulliah, indah sungguh CiptaanMu ya Ilahi.. merbati , tiong, helang,belatuk,tukang,burung hantu, gagak...dan banyak lagi, dapat dengarnya tapi burung tidak melintas di depannya. Esok kita tunggu lagi
-Ayuh kita akan melihat air pasang di Sawah Sempadan!
-Haa ???
-Ya harap ada burung air berqasidah di sana, bangau, oh bangau...tunggu kami datang !
****
Laman Nyang GalohKampung Melaka Batu 10, Tanjung Karang
No comments:
Post a Comment