(Teringat Elizabeth, buat Adreena)
rupanya tipis sekali angin yang menyapa
antara derai gembira kazuko
lembut alun tutur Kim
senyum elizabeth
masih kubawa di hari senja
gagak gegak gempita
angin memintal di koshi
riuh maillu mengenalkan puisi kenya
dan rendra yang senang menggoda
di situlah taman nehru
puisi berhambur di bawah jinjang rhu
kami tertidur di bawah rimbun bhodi
(telah 24 tahun berlalu)
kolio hampir jadi menteri bulgaria
tapi tercekik kerana menyokong islam turki
david maillu amat dihormati
bagai mahaguru
dengan dunia dagang
percetakan dan kedai buku
tanyaku,
mana elizabeth
ayuh kembali lagi berpuisi
di negeri salji!
salam buat Elizabeth, ibumu Adreena
lanai kijang 21:15
Derukanlah angin rahmat dari Tuhan...........
ReplyDeletesaya menangis haru menatap puisi indah dari bonda ini..
ReplyDeletepasti mama eliza saya juga kan ikut terharu, bila bisa membacanya lewat terjemahan saya nanti...
terima kasih bonda...
katakan pada bulan...
biar mengambang penuh,
menyingkap malam...
menitip bintang dari suara rindu
memeluk alam yang berdesis damai
memaut kumandang kunang-kunang
berkeliaran lelang..
Bonda tercinta, kenapakah dirimu tidak hadir di Perhimpunan Penulis Muda meniup angin semangat perkasa?
ReplyDeleteYa Adreena, titip salam ke mama di Tronto ya. Bahasa puisimu bagus sayang, terus maju menulis dalam bahasa Melayu ya! kerana bahasa Melayu telah mempertemu kasih kita bersama di maya indah ini. Alhamdulillah. Bonda teringat Bagio (ke sana tahun 1976 dulu), senang dengan kabut dan hujannya, macam Bogor tahun 1970an
ReplyDeleteD'Rimba, alah AJK tak pernah undang bonda dengan acara penulis muda. Bonda dah tua kot.