Wednesday, 15 June 2011

Alam Nan Mengimbau 1

Asap jerami senja di sawah Galogandang
Gambar lama di kitab tua Minang

1.


Sejak kecil, terasa keanehan di suasana rumah dan kampung kelahiran ku , Gombak. Soal suara dan bualan yang kudengar. Aneh, ungkapannya tidak sama dengan bahasa pelajaran di sekolah. Kutanya Nenek, " Kenapa suara percakapan nenek tidak sama dengan bualan chekgu di sekolah". Jelas nenek, " Oh kita ni keturunan Minang - Negeri Sembilan, kita orang 'Golo deeh' . Jawaban itu masih kurang jelas. Menjelang dewasa pertanyaan itu tidak berjawab dan aku tidak bertanya lagi. Tetapi perlahan kukumpul cerita dengan mengutip suara yang kerap muncul dan kudengar. Suara Tuan Haji Sutan Pakeh, guru mengaji di surau tinggi yang amat pekat suaranya - kata nenek lagi.." Tuan Sutan Pakeh, isterinya nenek Sayang dan adiknya nenek Si'a , orang Minang Batang Kapeh, tapi datukmu dari Batu Sangkar dari tanah darek." Tambah Mak, pula..." Paklong Rauf bercerita, datukmu datang sekapal dengan ayah Haji Abdullah, ayahnya Firdaus juga orang Batu Sangkar tapi dari Rao-Rao. " Di hari makin dewasa, muncul pula Datuk Nordin bin Nonggok dari Kajang, " Eh, Izan bila nak ke Galogandang ! " . " Hah? "...Satu suara lain sudah kedengaran, " Paklong Rauf pesan, jalur nenekmu, ayahnya tidak jauh dari kampung Datuk Husin,carilah kampung yang masih ada perempuan menguli tanah liat dan membentuk periuk belanga".


Wah saya sudah mengumpul data etnologi yang menarik. Inilah yang terlintas, bila saya memilih kerja sarjana budaya, bidang kajian etnotgrafi...ayuh melangkahkah ke tanah leluhur ...


(Nota Ranah Minang)
.../bersambung




2 comments:

  1. Salam Bunda,
    Alah mudiak ka kampuang nan jauh dimato awak ko...

    ehehehhe mari belajar bahasa minangkabau

    ReplyDelete
  2. yo la , bonda selalu mudik macam bada menyusung galombang

    ReplyDelete