Monday, 28 March 2011

Puisi Si Gembala (4)

1.

Biar ribut pasir

gunung batu bergegar

kebunan lupus

gerimis dari gumpalan awan tipis

masih gugur memercik bumi.


Lembah Sinai

bukit perebutan

kini diam sepi

menjelang pertengkaran

dan letupan

rinyai darah memercik

dan Musa harus pergi

merentas laut dengan tongkat sakti

jangan kau kejari dia

dia sudah di angkat ke syurga!

11.
Sisa Kebunan lampau

yang Kau beri

dari hujung gerimis pertama

masih membunga

haruman limau manis

kegemaran anak terkasih

sejurai palma mendesah.


Dia tiba

menyusun jejak

memaut tapak silam

berabad, hanya si kecil

baru belajar kehidupan

gunung pasir, debur angin

menghakis jejak



Aku datang

Kekasih

mengait senyuman Musa

ke puncak ImanMu!




Lembah Musa

9 Mac 2011

8 comments:

  1. lama ndak menjengah blog bonda... isinya tetap menarik hati

    ReplyDelete
  2. terima kasih anakanda. bonda tidak banyak bersuara...sesekali menjengah juga tulisanmu. tapi diam untuk merenung kehidupan tanah air yang kacau balau mental umatnya. Bonda membawa langkah menyusurusi jejak silam yang jauh sana, betapa kental pejuang sejak peristiwa para Nabi dan Rasul dihina keji, tetap mulia di sisi Ilahi....adakah wajah itu kita alami di sini, anakku?

    ReplyDelete
  3. Bagaimana hendak mencipta puisi sebegini

    Cantik bahasanya

    Menjentik minda isinya

    Hebat puisi-puisinya

    ReplyDelete
  4. InsyaAllah ya Affifi, ketenagan batin kecintaan Alami, yang lain kita serahkan kepada KeIndahan Allah swt. amin

    ReplyDelete
  5. Puisi Si Gembala! Ini di antara baris-baris kata kekanda yang saya kagumi _ ada sejarah kemanusiaan yang panjang _ ada hening jiwa (spiritual) kemanusiaan yang panjang _ ada resah gundah rindu kemanusiaan yang panjang ... membacanya membuat adinda mengembara jauh ke dalam 'diri' kemanusiaan - kerana lanskap kemanusiaan yang terkadang surrealistik. Syabas dan terima kasih atas pengalaman estetika ini.

    ReplyDelete
  6. Suhgguh adinda TSabri. Allah swt membawa saya ke dunia jiwa yang amat jauh - ke satu zaman jauh yang dirindu seluruh umatNya. Melihat gunung gondol berbatu pasir merah, coklat, kuning abu-abu, sungguh lukisan alami Sang Pencipta yang tak mungkin terlukis oleh YambaNya. Jiwa terus tergetar, tapi saya harus akur, tidak mungkin melukis itu semua...hanya Diam, Diam, melihat unta terbayang Musa as, Ibrahim, Ismail, Ishak dan biri-biri Muhammad saw. Tidak dapat saya berkongsi dengan sahabat se jalan ziarah ketika itu....tapi batin menghambur, bagai gelinting tasbih di genggaman...Maha Agung Si Pencipta Utama...semua untuk kita Hamba Nya. Amin

    ReplyDelete
  7. Assalamualaikum!
    Sebak tiba-tiba.Tanpa rasa malu, saya meminta kiranya tidak keberatan Pn Siti doakan agar saya bisa sampai ke Mekah jua 1 hari nanti ya!(Takut tak kesampaian).

    ReplyDelete
  8. Ya Rayyan, pintu rumah Allah selalu terbuka, terbuka untuk umahNya...dalam surah At Taubah banyak rahsia kasihNya. Saya doakan akan tiba sayap kasih menyeruMu, Serulah Dia selalu. amin

    ReplyDelete