Biar ribut pasir
gunung batu bergegar
kebunan lupus
gerimis dari gumpalan awan tipis
masih gugur memercik bumi.
Lembah Sinai
bukit perebutan
kini diam sepi
menjelang pertengkaran
dan letupan
rinyai darah memercik
dan Musa harus pergi
merentas laut dengan tongkat sakti
jangan kau kejari dia
dia sudah di angkat ke syurga!
11.
Sisa Kebunan lampau
yang Kau beri
dari hujung gerimis pertama
masih membunga
haruman limau manis
kegemaran anak terkasih
sejurai palma mendesah.
Dia tiba
menyusun jejak
memaut tapak silam
berabad, hanya si kecil
baru belajar kehidupan
gunung pasir, debur angin
menghakis jejak
Aku datang
Kekasih
mengait senyuman Musa
ke puncak ImanMu!
Lembah Musa
9 Mac 2011
lama ndak menjengah blog bonda... isinya tetap menarik hati
ReplyDeleteterima kasih anakanda. bonda tidak banyak bersuara...sesekali menjengah juga tulisanmu. tapi diam untuk merenung kehidupan tanah air yang kacau balau mental umatnya. Bonda membawa langkah menyusurusi jejak silam yang jauh sana, betapa kental pejuang sejak peristiwa para Nabi dan Rasul dihina keji, tetap mulia di sisi Ilahi....adakah wajah itu kita alami di sini, anakku?
ReplyDeleteBagaimana hendak mencipta puisi sebegini
ReplyDeleteCantik bahasanya
Menjentik minda isinya
Hebat puisi-puisinya
InsyaAllah ya Affifi, ketenagan batin kecintaan Alami, yang lain kita serahkan kepada KeIndahan Allah swt. amin
ReplyDeletePuisi Si Gembala! Ini di antara baris-baris kata kekanda yang saya kagumi _ ada sejarah kemanusiaan yang panjang _ ada hening jiwa (spiritual) kemanusiaan yang panjang _ ada resah gundah rindu kemanusiaan yang panjang ... membacanya membuat adinda mengembara jauh ke dalam 'diri' kemanusiaan - kerana lanskap kemanusiaan yang terkadang surrealistik. Syabas dan terima kasih atas pengalaman estetika ini.
ReplyDeleteSuhgguh adinda TSabri. Allah swt membawa saya ke dunia jiwa yang amat jauh - ke satu zaman jauh yang dirindu seluruh umatNya. Melihat gunung gondol berbatu pasir merah, coklat, kuning abu-abu, sungguh lukisan alami Sang Pencipta yang tak mungkin terlukis oleh YambaNya. Jiwa terus tergetar, tapi saya harus akur, tidak mungkin melukis itu semua...hanya Diam, Diam, melihat unta terbayang Musa as, Ibrahim, Ismail, Ishak dan biri-biri Muhammad saw. Tidak dapat saya berkongsi dengan sahabat se jalan ziarah ketika itu....tapi batin menghambur, bagai gelinting tasbih di genggaman...Maha Agung Si Pencipta Utama...semua untuk kita Hamba Nya. Amin
ReplyDeleteAssalamualaikum!
ReplyDeleteSebak tiba-tiba.Tanpa rasa malu, saya meminta kiranya tidak keberatan Pn Siti doakan agar saya bisa sampai ke Mekah jua 1 hari nanti ya!(Takut tak kesampaian).
Ya Rayyan, pintu rumah Allah selalu terbuka, terbuka untuk umahNya...dalam surah At Taubah banyak rahsia kasihNya. Saya doakan akan tiba sayap kasih menyeruMu, Serulah Dia selalu. amin
ReplyDelete