Saturday, 15 May 2010

Nilai warisan di ruang kontemporari

Labu Sayung mengapit tempayan taucu China. Sejak lama kehidupan budaya
memang saling pinjam meminjam dan menjadi milik sepunya

Gelas buatan Murano, Itali ditata di meja makan tengahari.
Meja dihias dengan kuntuman anggerik desa
daunan pakis, keladi dan bunga sepit udang - melengkap
teori lokaliti dan globalisasi


Budaya itu hidup dan berkembang , ini ditandai dengan aneka barang kelengkapan hidup yang digunakan. Berzaman masyarakat tumbuh dengan nilai saling pinjan meminjam disamping membina dan mencipta jati diri. Dari tanah liat di Sayung atau Pulau Tiga Perak, nenek moyang Melayu mula mengguli tanah liat dan membentuk labu, periuk belanga, geluk, labu. Sisa zaman pra sejarah yang dijumpai di Bukit Tengku Lembu, telah membuktikan kepakaran menguli tanah telah wujud dan berkembang sejak zaman Neolitik. Motif hias yang sederhana makin berkembang dengan kemasukan budaya Dongsong. Kini dalam saingan budaya benda oleh olah globalisasi, meja makan kita makin beragam hiasannya.

Pohon gajus=keteghe ini sudah merimbun berusia lebih 70 tahun masih tersisa di Pulau Tok Umai

Jauh di Pulau Tok Umai yang sudah kehilangan penghuni masih tumbuh subur merimbun pohon gajus = keteghe. Kerana tumbuh di kawasan berpasir, ditiup angin tanpa kira muzim pohon subur merendang, dahan melengkar menjulai ke tanah. Pohon makin membiak kerana bijinya tertebar, mungkin dimamah tupai dibawa burung atau tikus. Hampir tumbuh di mana-mana hingga ke kawasan tengah pulau, masih tumbuh anak-anak pohon ini . Melihat pucuk-pucuk lembut, lidah mana tidak tergiur?


Kupetik pucuk jagus, ku hidang di meja makan.
Komentar chef, " Hari ini kita makan western food! "
Jawabku , " Ayuh cukuplah salad saya dengan pucuk gajus ini !"
Sambil meratah salad gaya itali, ku lihat beberapa tangan menjulur mencapai pucuk gajus yang ku petik dari pulau Tok Umai. Alhamdulliah !


*****
Gombak
15052010

2 comments:

  1. Salam...

    Cantik sungguh pohon gajus yang merimbun itu ;)

    ReplyDelete
  2. sudah lebih 70 tahun tumbuh di pulau...Umi

    ReplyDelete