Budaya itu hidup dan berkembang , ini ditandai dengan aneka barang kelengkapan hidup yang digunakan. Berzaman masyarakat tumbuh dengan nilai saling pinjan meminjam disamping membina dan mencipta jati diri. Dari tanah liat di Sayung atau Pulau Tiga Perak, nenek moyang Melayu mula mengguli tanah liat dan membentuk labu, periuk belanga, geluk, labu. Sisa zaman pra sejarah yang dijumpai di Bukit Tengku Lembu, telah membuktikan kepakaran menguli tanah telah wujud dan berkembang sejak zaman Neolitik. Motif hias yang sederhana makin berkembang dengan kemasukan budaya Dongsong. Kini dalam saingan budaya benda oleh olah globalisasi, meja makan kita makin beragam hiasannya.
Pohon gajus=keteghe ini sudah merimbun berusia lebih 70 tahun masih tersisa di Pulau Tok Umai
Jauh di Pulau Tok Umai yang sudah kehilangan penghuni masih tumbuh subur merimbun pohon gajus = keteghe. Kerana tumbuh di kawasan berpasir, ditiup angin tanpa kira muzim pohon subur merendang, dahan melengkar menjulai ke tanah. Pohon makin membiak kerana bijinya tertebar, mungkin dimamah tupai dibawa burung atau tikus. Hampir tumbuh di mana-mana hingga ke kawasan tengah pulau, masih tumbuh anak-anak pohon ini . Melihat pucuk-pucuk lembut, lidah mana tidak tergiur?
*****
Salam...
ReplyDeleteCantik sungguh pohon gajus yang merimbun itu ;)
sudah lebih 70 tahun tumbuh di pulau...Umi
ReplyDelete