Mengalir ke peta sejarah, mengalir, melakar tinta ke kasih susastera

Gerbang pintu masuk ke arena Colosium, dalam renyai gerimis

kulakar wajah zamanmu , 2 April 2000

Bismillahhirrahmanirrahim

1.

Latar Sejarah

PENTINGnya pengetahuan sejarah selalu membaur fikiran dan kecintaaan kita untuk menemui tapak sejarah itu. Sejak di sekolah rendah ibu sudah membawa saya untuk menyudu aiskrim di Coloseum Cafe di Batu Road (1955). Di pekan kecil Setapak pula, kami setiap hari lalu lalang di depan bangunan teater Al Hamra. Otak si kecil ku merasa aneh, membaca papan tanda di depan bangunan batu, tanpa warna. Pengalaman kecil itu membaur gemilang bila semakin kita mendekati sejarah terutama di sekolah menengah. Sudah tahu di mana letak bangunan dan nama itu. Nama itupun berdengung-dengung setiap kali ungkapan nama itu di sebut, unsur visual pula makin mendekati kefahaman itu....satu cita-cita muncul, bila akan sampai ke tempat itu? Roma. Roma oh Roma aku akan tiba ke tanahmu!

Peta Venizia - Venice sudah kita kenali sejak zaman sekolah

kini kurangkul suara pendayung Gendola, ooohlllaa

2.

Tempat dan Tokoh Sejarah

Cekgu Zauwiah adalah guru sejarah sejak di tingkat 4. Saya sudah tertarik dengan catatan zaman kuasa Pompei bertambah lagi dengan watak Marcopolo. Tempat, zaman dan tokoh itu terus menjadi impian, ' bila aku akan sampai ke sana?' Aneh, otak dan cita-cita lebih cepat sampai ke tempat idaman berbanding jasad diri. Melalui halaman buku sejarah, halaman peta, otakku merakam impian dengan mula mecatat, satu persatu, jalur pelayaran Marcopolo seakan terhampar di depan mata. Hasilnya idea saya mula mengembara merakam isu kembara seorang anak muda harus meninggalkan kekasih oleh perbezaan darjat. Dia mula mengembara tiba-tiba sudah tersadai di kota impiannya,

" Mi scusi ", Nik tergagap-gagap mengeluarkan patah-patah bahasa Itali yaang baru dipelajarinya. Maafkan saya!

" Parle Inglese? " . Nik meneruskan lagi suaranya. Harap-harap gadis yang ditegurnya bisa berbahasa Inggeris.

" Boleh berbahasa Inggersi " Sekali lagi dia mengulang perkataan yang sama.

" Che cosa vuola!". Aduh, Nik mengeluh sendiri. Gadis itu menjawab dalam bahasa ibundanya. Tapi Nik tahu maksudnya - awak hendak apa ?

" Il treno...la stazione fer...er, ferroriaria!"

(kutipan cerpen Potret Azelea, 1986)

******

3.

Aliran Imaginasi

Mengingat cara saya menghasilkan ayat di atas dalam cerpen saya tersenyum sendiri, aneh sedikit berani. Saya belum sampai lagi ke negara Impian itu - Itali. Tahun 2000 baru Allah SWT mengizinkan saya untuk sampai ke sana, berjalan sendiri setelah selesai acara Konfrens Kemanusiaan di Geneva. Saya pilih tren laju Eurostar Italia, merentas jalur Eropah menuju ke arah selatan, Venezia....Venice kota berair yang dirindu seluruh umat manusia dunia. Kenapa tidak?

Saya masih mencari Nik yang hilang di situ? Nik.

Percaya tidak, Nik hanya nama watak dalam cerpen di atas. Tiada yang wujud kecuali imaginasi yang tumbuh untuk getaran emosi dan gejolak jalur peta sejarah.....hatiku bersuara, untuk mencari siapa saya kutemui dalam nota kuliah seni lukis di ASRI....hasilnya:

1) Nik sudahpun menghafal lagu Mandolini di Napoli

2) Nik sudah membuka rumah rahsia Leanardo, de (di) Vinci

3) Nik sudah melakar seni Baroque

4) Nik sudah berdayung dengan gondola dan memetik gambusa di Terusan Venezia

********

4.

Latar tahun 2000

1 April 2000 subuh keretapi ekspress Eurostra Italia dari Zurich tiba di Venezia St Lucia. Setengah bersorak diam-diam kuratapi hariku yang hingar bingar sepanjang kehidupan , kadang sekelip mata menjadi ruang lingkup sunyi senyap. Inikah kota impian sejak kecil dulu. Venezia - Venice!

....

Gelora gondola berteriakan

di situkah doamu berlontaran?

Kau yang selalu pergi tergesa

masih sempat melakar pesan

dalam kotak kaca mata

tersisip nota

simpan aku di relung

cinta kehidupan

....

(inilah sajak subuh pertama, di Venezia)

Ku ikuti jalur terusan yang berpanjangan. Mereguk harum kopi espresso Itali di Caffe Michelangelo sehingga perjalanan dengan keretapi malam tidak pernah melupakan keberangkatan .

Piazza D'Spagna - Arena Tangga Sepanyol

tempat temu janji dunia!

5.

Melakar tinta ke kasih susastera

Dengan lebih berani dan olah yang mantap saya mula menyusun cerpen " Bulan Madu Piazza d' Spangna". Kerinduan pada Nik, membuatkan Azalea tiba hanya oleh kasih cinta yang menderita lebih 10 tahun berpisah dengan Nik.

Saya mencari tangga pertemuan kasih sayang, setiap pengembara tidak akan melewati satu-satu tangga Sepanyol yang didirikan di bekas empayer Roman, bukan didirikan oleh orang Sepanyol. Azalea datang dengan hasrat yang lebih menggunung sebagai pelajar pasca sarjana bidang arkitek. Kalau tidak bertemu Nik, dia tidak merasa di aniaya...dia datang oleh cinta ilmu juga.

Kini dia berdiri di St Peter d' Roma menatap patung karya Giovanni Leronzo Bermini dan kini benar-benar berdiri depan pintu pagar Universita Ca Foscari. Mana Nik? Kuliah seni bina saling bergabung kelas wajib seni muzik. Setiap mahasiswa diwajibkan menyedia nota muzik asli juga gubahan muzik hasil karya mastero Itali sebagai latar kerja masing-masing. Tetapi siapa menduga pertemuan kembali dengan Nik dialirkan melalui lagu Mandulinata A Napule, inilah kasih saya bersuara jauh di kota impian berzaman.

6.

Dari Musim bunga 1986 - ke musim bunga 2000

Takdir Ilahi? Inilah puncak kerja kita sebagai penulis. Antologi ini mengumpul 3 buah cerpen dan 3 sajak iaitu,

Cerpen:

1. Potret Azalea, 1986

2. Bulan Madu Piazza d' Spagna

3. Konserta Musim Bunga

Sajak:

1. Keretapi Malam Venezia - Zurich

2. Potret Luka de Rotanda

3. Roma hingga senja di Plaza dell Republica

*****

7.

Komentar

Saya memberi contoh perjalanan imaginasi dan realiti. Dengan gabungan imaginasi dan minda, inilah yang wajar bergabung bagi meneruskan kerja penulisan. Melalui kerja melakar tinta- sketsa adalah satu keadah penulis yang terbiasa dengan kaedah visualisasi. Kebiasaaan melakar membuat sketsa adalah kerja spontan dengan unsur kepekaaan pandangan mata. Kerja penulisan selanjutnya memerlukan proses panjang, melibatkan daya emosi, dan dihalusi dengan aspek pemikiran terutama dalam menggarap isu yang ingin disampaikan. Kaedah ini bukan hal yang baru, malah sejak ayat pertama sebagai surat suci al Quran telah mengajarkan kepada kita, Surah Utama. " Tulis dan Bacalah " ....telah memberi pedoman untuk kita lebih prihatin menyampaikan ilmu, olahan seni hanya sebuah jalan untuk matlamat idaman mencari dan menemukan ' Keindahan Alam Ciptaan Yang Maha Esa'. InsyaAllah.

*******

Draf 2, bahan perbincangan bengkel Pemurnian Karya Cerpen dan Sajak, anjuran UPENA,

UiTM, Kg. Mukut, Pulau Tioman , Pahang, 22-24 Jun 2010