Saturday, 1 May 2010

MENDENGAR BAHASA ALAM

Oooogggg kedekkedek,onggounnng....suara katak tidak lelahnya bernyanyi. Terdengar suara pecahah air, barangkali katak melompat ke kolam, gerimis dinihari mencelah di kisi-kisi tangga, malam sudah larut...saya bangun mendegar suara yang kembali muncul di rimbun pepakis, riang-riang memang sejak petang sudah bergema di bawah rimbun bambu kuning, anak mengkarung, melompat dari kolam sebelum hilang dalam tempayan. Ya kami sudah memasuki halaman mendengar bahasa alam.



Kuinjaki pasir basah bekas air pasang. Kukutip sarang lokan, kerang , setengah pecah dan sarang siput digunggung umang-umang. Siput seakan bergerak sendiri, kadang tergolek dan jari-jari umang dengan pantas, memujuk sarang siput. Di bawah sisa bungkahan akar pohon rhu, masih menjulur jejari anak ketam...matahari masih memancar cahaya panas. Sebentar lagi ombak akan menenggelam bungkahan akar rhu, atau sisa pohon cemara tua. Tiba-tiba cuping telingaku menangkap larik puisi Latif Mohidin, " pohon cemara" hasil ciptaan dan nyanyian oleh Ibrahim Bachik


Pohon cemara sabar menanti - antara larik puisi Latif Mohidin, rhu atau cemara memang setia di pantai Tanjung Rhu. Ranting menjulang, daunan tajam terus meruncing ke atas. Semakin kudongak ke atas, semakin tinggi rasanya langit yang membiru, bersir berkilau. Bertahun berzaman kau di situ, tumbuh dimamah musim, kering, berpanas tumbuh meranting, kering dan berpucuk baru lagi.

Air meleleh membasahi pipi tempayan setinggi pohon kelapa berusia tiga tahun. Terasa suara dalam berteriak, siapakah di dalam tempayan gergasi itu? Otak fikir dan imaginasiku saling bergaul, bagaimana kalau dapat memanjat tempayan itu dan berenang di dalamnya? Imaginasiku tersentak tepat seekor anak katak berkulit hijau lincin melompat keluar dari tempayan....tepat jatuh ke kepala...oooupoopopppp. Seekor belalang hijau bersayap kuning muncul di celah pelepah pandan. Daun pandan bergoyang dan menerbitkan bau yang sudah diperikan dalam dulang bunga pandan. Untuk dikau yang tahu menikmati haruman pandan, makin terasa wangi di mana-mana . Dalam keharuan menikmat suara bahasa alam ini,fikiranku tergoncang lagi, kenapa bahasa manusia bangsaku pula kerap dimomokkan, hanya untuk menunjukkan masing-masing berjaya di dunia antarabangsa ?
Saya termenung sendiri dan tiba-tiba terkejut dengan suara lembut menyapa,
" Ibu suka dengan taman ini ? Indah ya! "
Perempuan kulit putih itu sedang meletakkan sekuntum kemboja di celah telinga kiri, sambil menghulur tangan kanannya....beliau bersuara lagi , " Saya tinggal di Bali dan belajar menari dengan Nyi Wayan di Ubud? "
Oooppp....kami berpisah kerana beliau akan berangkat pulang sebentar lagi Langkawi-KL-Den Pasar untuk balik ke cottagenya di Ubud.
Petang itu saya mengumpul bahasa alam yang serba indah dan bersahaja. Mampukah dalam minggu ini menulis puisi dengan baik sebagai keinginan tuan rumah yang baik hati mengundang kami menikmati halaman kebun, rimba, sungai, pantai dan pulau yang penuh aura kasih alam? Terima kasih Tan Seri TR!

*****
Tanjung Rhu-Gombak
29 april - 2 Mei 2010

5 comments:

  1. Salam...

    Selamat berhari minggu kak Zai...

    ReplyDelete
  2. Terima kasih umi, sudah mula kerja untuk acara Perpadanan Adat Melayu Selangor ....

    ReplyDelete
  3. Hmm...asyiknya melayan imaginasi visual lewat penceritaan...tapi sungguh tidak dapat kubayangkan saat katak melompat tepat ke atas kepala! Hiii....

    ReplyDelete
  4. haaa sita , ini gara-gara saya menggarap cerita " lompat si katak lompat"...eh jangan lupa 5 Mei ini jam 8 malam....mestika hati dataaaasg ke stadium shah alam heeee, lompat lompot katakku lompat!

    ReplyDelete
  5. haaa sita , ini gara-gara saya menggarap cerita " lompat si katak lompat"...eh jangan lupa 5 Mei ini jam 8 malam....mestika hati dataaaasg ke stadium shah alam heeee, lompat lompot katakku lompat!

    ReplyDelete