Monday, 4 January 2010

Seni Hias Sulaman Melayu

1.
Menghias bukan niat untuk mempamer diri. Bukan juga untuk menjajakan pasaran. Tetapi kerja menghias ialah lambang kerja seorang perempuan. Di hujung jari perempuan, jarum ditusuk benangpun menjalar di atas kain, disulam, dikait, ditekat. Inilah kemampuan menakluki teknologi sederhana, apabila benang dibawa masuk dari India dari China, pelabuhan di persisiran Semenanjung Tanah Melayu bersebelahan Selat Melaka terhampar pantai Sumatera - ialah wilayah Swarnadhipa. Kedatangan Raja Chola tidak mematikan semangat keindahahan alami, logampun digubah menjadi jarum, benangpun menjalar. Berhiaslah lubang leher, di hujung lengan baju, menjadi kida-kida. Teknologi awal dengan kemasukan bahan logam telah menghasilkan kepingan emas - tapak lombong trasidisi dengan kerja mendulang biji, emas masih bersisa di Patani, Pahang-Kelantan-Trengganu, Di Ranah Minang di Palembang - begitu juga logam pita dan jalur benang yang dibeli di pelabuhan Melaka, Meulaboh, di Pariaman, di Teluk Brunei, di Mendanau, di Teluk Pandan Makassar pun disulam ditekat.
Lahirlah seni sulaman KELENGKAN/KERINGKAM, seni sulam tekat benang emas mengindah pakaian raja , raja sehari menghiasi busana selendang wanita ratu, pengantin dara, maka diperikan , ' emas logam diolah pandai seni, diukir larek, di anyam sulam inilah milik bistasi di jari perempuan menjadi mutiara seni'

Bukit Kancing, 3 Januari 2010



No comments:

Post a Comment