Seorang sahabat lama tiba-tiba muncul dengan wajah seribu resah. Nafasnya seakan tercungap kerana harus mengelilingi anak tangga yang berlingkaran untuk menuju ke ruang minum, seperti yang kami janjikan.
" Kau letih kelihatannya, jangan bersuara dulu, silakan duduk, bersandarlah, lunjurkan kaki, nan ti ku pesan minuman..."
Sahabatku benar-benar melunjurkan kakinya ke depan, merebahkan tubuhnya hampir melengkung menutupi bandan kerusi. MasyaAlllah, memang benarnyalah dia letih, termengah untuk mencapai lingkaran dan lilitan anak tangga untuk menuju ke aras tiga. Dia sungguh begitu tambun, pipinya padat dan menenggelamkan pelipis matanya yang dulu memang begitu dikagumi para sahabat. Mata yang bersinar-sinar, alis yang lentik, dan ditambah dengan garis celak, menjongket ke atas di bahagian hujung kiri kanan sehingga sesekali menjadi wajah benar si wanita anggun yang sengaja menjemput maut dengan lilitan manja si tedung pemangsa. Dan sahabatku ini, sahabat yang begitu lincah berpidato di pentas, pintar berdebat, kerap menggondol hadiah dalam larian di padang, masuk ke dunia kampus sudah menakluki kolam renang dan lincah tegar melempar dan menyambut bola tenis, ah Lulita. Nama panggilan kumpulan pelajar yang serba boleh di kampus lembah Barbabri. Nama lembah ciptaan kumpulan kami juga begitu dikenali sebagai kumpulan lincah mencari idea, menyaran dan merancang malah kalau ada protes dengan tingkah pengajar yang memberi nilai rendah, kumpulan kami jugalah yang bersuara. Kerap juga mendapat makanan percuma, kerana senangnya siswa-siswi anak orang berduit dengan idea rancangan muluk- muluk kami yang seakan menakluki kampus.
" Jadi sungguh Rektor akan digusur - wah kesian juga Prof Hanan? "
" Ya ,ketika Prof Hanan berrangkat keluar negara, tiba-tiba mahasiswa perpiket di pintu pejabat Pendidikan di kota, berpiket dan menjerit, "Kami ingin Rektor baru, muda dan luas pengalamannya di jabatan Perdana Menteri. Malah dikenal di peringkat antara bangsa!"
" Siapa? "
" Rektor barulah "
" Haah, walau dia tu tidak pernah mengajar di kampus kita? "
" Itukan urusan Jabatan Pendidikan Tinggi ...."
" Huuuu"
" Kenapa?"
Apakah hubungan lingkaran ingatanku tentang rektor yang merampas kuasa melontar rektor lama yang dulu adalah mahagurunya sendiri, serentak sebagai orang tua angkat yang kerap melindunginya ketika masih merangkak dari bawah....mahasiswa yang tidak memdapat dermasiswa. Itulah cerita lebih awal kukutip ketika Lulita tiba-tiba mucul dengan wajah gendut, termengah dan sekarang terlena dalam himpitan kerusi empuk di ruang minum aras tiga sebuah galeri seni di ibu kota...
" Oh lingkaran hidupku....."
Ku toleh ke arah Lulita. Matanya masih tertutup rapat, bibirnya terketar sehingga dengan jelas tuturannya walau begitu perlahan, tapi aku dapat menangkap suaranya ,
" Kenapa lingkaran hidupku begitu, Lita? Ya aku Lulita....
Dia, dia sudah pergi sejak dulu. Itulah yang dicarinya...nama, pangkat, gelar, dan dia masih percaya masih banyak pengikutnya...sekarang dia merampas kuasanya orang tua angkatnya, mengusul cadangan penolakan rektor lama dengan alasan sudah tidak mampu memajukan kampus"
" Lha pemilihan rektorkan dari arahan Jabatan Pendidikan - atas pandangan dan sarangan Menteri? "
" Lhha diakan dulu pernah jadi menteri? "
" Ha yaaah...tapi kalah juga dalam pilihan umum? "
" Apa hubungan menteri dengan isteri dengan tugas seorang rektor"
" Kuasa dan pangkat - kuasa, aku menolaknya jangan menambahlan kesedihan orang lain, dan orang itu adalah orang tua angkat yang menjaga pendidikannya - dia tidak melihat angin geruh yang penah menjatuhnya dulu kini dia mengangkat dirinya , dengan tumpukan wang - "
" Wah ini seperti negeri Barbabri kita dulu juga bukan? "
" Bukan Barbabri, tapi dia Malbari mengaku keturuan Al-Kindi, Al Ghazali, dia kononnya dari waris Khartouuman, datang lewat laut Yaman, masuk ke Hindia dan tiba di Suelawah?
" OOOooo, dan kau bagaimana boleh tiba-tiba sudah datang ke sini, bukankah harus menjadi pendamping suamimu Sang Rektor Baru? "
" Aku harus pergi meninggalkan negeri hurahara itu...negeri kampus yang diciptanya sendiri ..., kerana dia pernah bermimpi, ingin dikuburkan di kampus itu nanti !!!"
" Aaaahhh Lulita...????"
(Buat Foz dan Pak Han)
Gombak 24 November 2009