RATNA CHANDERA PURI
PUTERI NILA PANCHADI
*****
RATNA CHANDERA PURI *
Setelah berteguh janji
Demang Lebar Daun dengan Nila Utama
bergelar Sri Tri Buana
tidak sekali raja mengaibkan rakyatnya
dan setia hamba tidak pula
menghina bangsa
maka menyatulah
Puteri Melayu Ratna Chandera Puri
bersambut tahta di kota Palembang Buana
dengan adat raja pertama
berdandan indah menyatu kasih
dengan segala pakaian keemasan
mutu manikam bergemerlapan.
Raja pun berhias mahkota Bukit Seguntang
naik bersama ke perarakan permata gemerlapan
di bawah payung empat terkembang
tujuh kali mengeliling negeri Palembang
dengan segala bunyian
inilah kelak zuriat
berkembang ke Bentan
pindah ke Temasik bertahta di Melaka
sejak dulu batin cinta
menyatu kasih bangsa.
di Kepulauan Melayu
sejak dulu.
*****
PUTERI NILA PANCHADI **
Angin bergemersik di Singpaura
istana sudah meriah dengan dua putera
Raja Kecil Besar bakal raja
harus berjodoh puteri raja
maka terkabar di Bijaya Negara
puteri Nila Panchadi amat jelita
berkenanlah Sri Tri Buana
menjodoh putera jejaka
Tujuh gelombang tujuh angin
menolak bahtera tiba di Teluk Belanga
tibalah surat dari benua Keling
berganti musim
sampailah puteri dari Bijaya Negara
dengan empat puluh hulubalang
dengan lima ratus dayang
megiringi puteri Nila Panchadi
bersanggul tinggi astakona
berkain kembang cindai patola
bersilang selendang bhandana
pinggang berpending permata
kaki bergerincing gelang kepala bernaga
meriah dan indah
bersatu di istana Melayu
PUTERI NILA PANCHADI
*****
RATNA CHANDERA PURI *
Setelah berteguh janji
Demang Lebar Daun dengan Nila Utama
bergelar Sri Tri Buana
tidak sekali raja mengaibkan rakyatnya
dan setia hamba tidak pula
menghina bangsa
maka menyatulah
Puteri Melayu Ratna Chandera Puri
bersambut tahta di kota Palembang Buana
dengan adat raja pertama
berdandan indah menyatu kasih
dengan segala pakaian keemasan
mutu manikam bergemerlapan.
Raja pun berhias mahkota Bukit Seguntang
naik bersama ke perarakan permata gemerlapan
di bawah payung empat terkembang
tujuh kali mengeliling negeri Palembang
dengan segala bunyian
inilah kelak zuriat
berkembang ke Bentan
pindah ke Temasik bertahta di Melaka
sejak dulu batin cinta
menyatu kasih bangsa.
di Kepulauan Melayu
sejak dulu.
*****
PUTERI NILA PANCHADI **
Angin bergemersik di Singpaura
istana sudah meriah dengan dua putera
Raja Kecil Besar bakal raja
harus berjodoh puteri raja
maka terkabar di Bijaya Negara
puteri Nila Panchadi amat jelita
berkenanlah Sri Tri Buana
menjodoh putera jejaka
Tujuh gelombang tujuh angin
menolak bahtera tiba di Teluk Belanga
tibalah surat dari benua Keling
berganti musim
sampailah puteri dari Bijaya Negara
dengan empat puluh hulubalang
dengan lima ratus dayang
megiringi puteri Nila Panchadi
bersanggul tinggi astakona
berkain kembang cindai patola
bersilang selendang bhandana
pinggang berpending permata
kaki bergerincing gelang kepala bernaga
meriah dan indah
bersatu di istana Melayu
--------------------------
Sumber: * A.Samad Ahmad, peny. Sulalatin Salatin, Sejarah Melayu. 1983,21-26
** ___________________, 40-43
2 kali pon xpaham..
ReplyDeleteYa Mr Joe, ini gaya sastera hikayat....asas budaya Melayu banyak tercatat dalam teks Sastera Klasik: Sejarah Melayu, Hikayat Hang Tuah, Hikayat Kelantan dan Patani(The high Malay Culture)....tapi kalau dapat bertanya pada orang lama terutama di Kelantan, busana, kain perhiasan ini masih wujud di tangan seniman tukang emas, tukang perak dan songket dll yang
ReplyDeletesekarang hanya menjadi koleksi Istana dan Museum (terutama di Oxford dan Cambridge university Museum , juga koleksi Raffles di Albert dan Victoria Museum,London.
Inilah contoh yg dapat dilihat ttg
gigihnya wanita di Pasar Siti Khatijah di Kota Bharu....di sinilah peranan Wanita Ratu Melayu (ingat Cik Sit Wan Kembang? yang pakaiannya telah dirosakkan oleh fesyen designer modern - untuk ratu cantik...cuma mungkin nama pelakunya mengelirukan...setting sebelum abad ke 17M...iaitu di Singapura (Temasik) dalam zaman raja Sri Tri Buana atau Sang Nila Utama....sebelum peristiwa Singapurea di langgar todak...harapnya dapat membantumu untuk memahami sejarah budaya Melayu warisan sebelum pasca moden...abad ke 19-2000an.
sangat klasik, bonda... terutamanya dari sudut penamaan busana dan pehiasan emasnya...
ReplyDeletesetiap bulan, reena mengikut puisi klasik bonda di dewan sastera... yg terbaru tentang tun aisyah kan? ...yang di blog ini yang paling klasik dan halus sekali...
moga paparan seni bermutu tinggi ini terus dihayati....
miss u bonda