DEMIKIANLAH jadinya apabila pemimpin di pusat ilmu, kurang menghayati seni budaya. Suatu ketika peminpin atasnya (NC), minatnya pada seni begitu ketara. Didapatkan dana untuk mengumpul dengan membeli karya seni. Beberapa tahun hilanglah sejarah itu...kerana pemikir sains dan teknologi seakan mengasingkan pemikiran dan jiwa seni in. Baru-baru ini ketika dijemput ke IPT tersebut, Melor sempat menemukan karya ini " Pohon Hayat 11" (hanya ada dua siri, satu dibeli oleh DBP, dulu di pamerkan di Perpustakaan?). Pertanyaan Melor, kenapa karya dipamer di ruang lalu lalang antara Dewan Besar yang kerap dijadikan ruang pemereksaan atau ruang persembahan. Selesai acara, kerusi ditumpuk begitu saja, tak kisah ada apa di sekitarnya. Ah Hasil....ini karya baruku (2009) - karya 3 dimensi, lukisan tahun 1983 " Pohon Hayat 2 " + kerusi-kerusi + kotak kecemasan paip kain? = hahahah . Anda boleh letak harga baru untuk dilelong....petpetpeeeiiit?
Alam ilmu saling berpautan antara satu sama lain saling memanfaati.
ReplyDeletesekarang ipt lebih menitik beratkan pokok bunga dari karya seni... malah perpustakaan negeri pun begitu... agaknya karya seni hanya dapat dinilai di galeri seni sahaja...
ReplyDeletememang kena bersabar ya bonda, melihat karya kita di lekehkan begitu.. tapi ok juga ya... berhampiran kotak kecemasan... sekurang2nya selamat kalau ada kebakaran hehehe
salam bunda
ReplyDeletesaya sudah masukan kain yang dibeli di Medan tempoh hari