Saturday, 16 February 2008

PASAR SENI SANTAI?


Ahad
17 Februari 2008

DARI RA GALLERY di Jalan Aman, kami berpatah balik, menyusur Jalan Tun Razak ke arah HKL. Di hujung bulatan kami mengambil lorong kanan dan berputar memasuki arah ke Istana Budaya yang telah membuka ruang malam minggu santai seni untuk warga ibu kota. Dua tahun lalu sudahpun di adakan Pasar Seni di persekitaran BSLN. Entah apa silapnya,
Sinaran malam di depan RA Gallery
tempat pertemuan para seniman seni rupa lenyap begitu saja. Konon tidak sesuai menghabis wang dengan binaan gerai setiap bulan. Pasar Seni oh Pasar Seni. Setiap projek Kementerian selalu juga diduga dengan aneka pertanyaan...keluh ini dijawab oleh Midin ",

- " Ya setiap kepala bertukar, ide juga harus diganti. Kalau dulu ada galeri seni di sebuah negeri aktif, bila pucuk pimpinan diganti, dia tak suka, boleh sajalah dihilangkan projek itu"

Dan Pasar Seni berganti Santai Seni ini pula gimana? Pasar Seni saja sudah dicurigai oleh seniman tenar,

- "Lukisan saya bukan untuk digantung di tepi jalah " . Ada pula yang bersuara,
- " Kerja seni saya bukan untuk dibeli oleh kebanyakan orang "

Itu lebih 30 tahun lalu bila KKBS mula mengadakan Pasar Seni di Jalan Belanda. Jadi yang aktif hanya Anak Alam dengan teater jalanan, Dengan pelukis kawan-kawan APS yang menggantung lukisian di batang pokok, di celah bangunan - atau sesekali kami bawa kumpulan Orang Asli dengan pameran topeng, dan merekapun mengetuk muzik bambunya. Sesekali muncul juga kumpulan kraf cacat mata dari Breickfields. Sehinggalah Pasar Budaya wujud mengambil aleh bangunan Pasar Besar.

Kini di acara Santai Seni di halaman IB bergabung juga dengan wakaf seni lukis sokongan BSLN. Ya seperti masa lalu juga, masih ada tanggapan gaya ini hanya sesuai untuk pelukis jalanan. Tapi tak mengapa, beberapa kelompok pelukis realis , cat air dan grafik masih sudi berkongsi sambil menjual karya mereka, kalau ada yang sudi menempah potret mereka untuk di lukis. Sani Sudin dengan lukisan kecilnya dengan tulisan puisi termasuk menjual buku puisinya. Aziz masih membuka kanvas, dan kertas, sapa tahu ada datin datang untuk merakam wajah cantik mereka. Ade Putera pula mencetak lakaran hitam putih ke atas kanvas, memang sesuailah karya mereka untuk tatapan pelancong yan singgah sebentar di ibu kota. Pesannya,

- " datanglah ke Stesyen KL, saya ada di situ".

Kamipun melihat kumpulan penari IB menari-menari melompat-lompat yang tidak ada bezannya gerak lelaki dan perempuan. Kadang, uali tangan leleki lebih lembut daripada iulai jari wanitanya. Gelekan punggung juga tidak ada bezanya. Merekapun mengajak para tamu yang santai makan-makan ala pasar makan dan tari. Begitulah malam seni santai di IB. Sudakah anda ke sana?

Dalam ruang seni rupa pula bolehkah kukatan , Seni oh seni, sudah ada kotak-kotak persembahan dan penghayatan. Maka tidak heran tidak akan mungkin pelajar UiTM atau UPSI kuat datang ke acara malam minggu hanya untuk membawa peralatan lukisan seperti ungkap Sani,

"Ha mereka datang hanya untuk brjalan-jalan di KL, hahaha"

No comments:

Post a Comment